Rabu, 21 Juli 2010

Taqwa

kriteria Taqwa itu antara lain: Pertama, berbagi (sesuatu pemberian atau infak) di saat lapang (mudah) maupun sempit (sulit). Kedua, senantiasa mengendalikan marah. Ketiga, senantiasa memaafkan atas kesalahan orang lain. Kempat, bila bertindak salah (seperti melakukan kejahatan atau kekerasan kepada orang lain) atau menzalimi diri sendiri, bersegera mengingat Allah dengan menyadari kesalahan dan memohon ampunan-Nya, karena hanya Allah Yang Maha Pengampun, lalu tidak meneruskan dosa yang pernah dikerjakan. Mereka inilah para muttaqin dan muhsinin. Mereka akan memperoleh ampunan dan surga Allah (QS. Ali Imran: 133-136).

Allah swt. menegaskan, manusia harus mengikuti fitrah kejadiannya, yakni kebaikan, keselarasan, dan keseimbangan. “Maka hadapkanlah wajahmu kepada Agama (nilai-nilai yang Allah wahyukan) secara lurus. (Ikutilah) fitrah Allah yang ditetapkan kepada manusia di atas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan atas ciptaan Allah. Itulah Agama yang lurus. Namun, banyak manusia yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Rum: 30).

Nabi Muhammad saw., juga menegaskan, semua manusia lahir dalam keadaan fitrah (Kullu mauludin yuladu ‘alal-fitrah, (HR. Bukhari dan Muslim). Fitrah kemanusiaan yakni manusia mengikuti hukum-hukum Tuhan terhadap manusia, makhluk terbaik yang dikaruniai akal pikiran. Seperti halnya manusia memakan makanan sebatas kewajarannya sebagai manusia, tidur sebatas kebutuhannya, bekerja sebatas kemampuannya, dan sebagainya. Penyimpangan atas kewajaran ini akan jadi hal yang tidak fitri atau tidak fitrah lagi. Dengan demikian kerakusan dan keserakahan bukanlah hal fitrah. Kebencian, dendam kesumat, kekerasan, ketidakadilan, penindasan, dan penjajahan adalah keluar dari fitrah yang Allah tetapkan. Sebab pada dasarnya, manusia diciptakan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar